Monday, 21 January 2013

Pesan untuk OBAMA : Hak Asasi Manusia (HAM) dan Hak Asasi TUHAN (HAT)



Obama's speech at his inauguration, January 21, 2013
Selamat, pertama sekali harus saya ucapkan untuk Mr. President, Barack Obama yang baru saja dua kali dilantik, untuk kedua kalinya – karena hari Minggu dan Senin, 20 dan 21 Januari 2013 diambil Sumpah Jabatannya – sebagai Presiden Amerika Serikat, sebuah Negara besar dan “terbesar” di dunia untuk saat ini. Saya sangat senang melihat acara inaugurasi Presiden AS yang baru, dalam siaran langsung yang sampai juga ke negeri tercinta Indonesia ini. Sekaligus saya melihat betapa hebat Mahakarya TUHAN menaungi dan merawat kehidupan Bangsa Besar bernama "United States of America". Keberadaan Obama juga yang berasal dari kulit hitam dan wakil presiden Joe Biden dari kulit putih membawa pesan TUHAN yang amat indah Unity in Diversity, dan harmonisnya keberagaman sebagai sebuah kekuatan dunia. 

Richard Blanco, left, a gay poet, read at President Obama’s inaugural ceremonies Monday. Above, Obama greets him. (Win McNamee, Getty Images / January 21, 2013)

Di balik megahnya acara inaugurasi ini, dan di balik kekaguman saya pada apa yang ‘mereka’ lakukan, terdapat satu kekhawatiran besar tentang salah satu ‘pesan’ yang disampaikan oleh Obama melalui acara mewah ini. Penekanan “Equality before The Law”, dan dihunjuknya Richard Blanco – seorang penyair terkenal AS, yang notabene seorang “GAY” atau berorientasi seksual HOMOSEKSUAL – memberi sinyal kuat bahwa Mr. Obama sedang berjuang untuk sesuatu yang lebih bagi salah satu kelompok sosial ini. Bahkan situs berita Los Angeles Times, dengan gamblang membuat salah satu judul beritanya “Obama’s Inaugural Speech Gives Hope to Gay Marriage Supporters”. Mungkin sebagian orang yang membaca tulisan saya ini akan mengatakan bahwa saya “terlalu takut” dan negative thinking terhadap Mr. President ini, atau mungkin ada juga dari sebagian anda malah menganggap saya merendahkan harkat “kaum GAY”. Tetapi saya harap tujuan tulus saya untuk meluruskan pemahaman kita bersama bisa tercapai sekarang atau besok lusa.

Pemahaman kita bersama yang sebaiknya kita kembalikan ke posisi selayaknya kira-kira sebagai berikut: Pertama, saya mau katakan, siapapun dia manusianya, dia adalah sesama saya dan sesama kita manusia. Artinya, kaum Gay memang juga adalah sesama kita manusia. Kedua, Nobody’s perfect, termasuk saya, anda, atau siapapun. Tetapi kekurangan kita bukan untuk dipelihara dan dilestarikan, atau malah dilegalkan di dalam peraturan formal sebuah Negara. Ketiga, iman saya mengatakan Yesus yang adalah TUHAN, memang “menerima kembali” seorang PELACUR untuk diampuni, tetapi Yesus TIDAK PERNAH menerima apalagi melegalkan PELACURAN. Dalam Injil Yohanes pasal 8:11 jelas Yesus memberikan pengampunan/penerimaan kepada seorang perempuan yang berbuat zinah, tetapi sekaligus peringatan untuk tidak lagi berbuat dosa. Dalam hal ini aspek penyembuhan, pemulihan, perbaikan ditunjukkan Yesus dengan mengampuni dan membantunya untuk “sembuh” (baca: bertobat). Pesan TUHAN bagi kita, jika ada “penyimpangan” terjadi dan dilakukan orang di sekitar kita, jangan kita “menghakimi” dengan arogansi, tetapi ampunilah dan bantu dia untuk memperbaiki diri. Tetapi ingat, TANPA MELEGALKAN penyimpangan ini. Keempat, saya terkesan dengan salah seorang penatua gereja yang pernah saya dengar menjadi pembicara, dan saya mengutip statement beliau yang mengatakan, “Ketika kita "terlalu" mengutamakan Hak Asasi Manusia (HAM), seringkali kita melupakan atau bahkan menginjak-injak Hak Asasi TUHAN untuk mengatur kita sesuai kehendakNYA.” Statement penatua ini muncul ketika beliau berbicara tentang pernikahan sejenis yang sudah mulai diterima beberapa Negara dan akan dilegalkan melalui peraturan formal. Luar biasa!!! Seringkali kita mengagung-agungkan Hak Asasi Manusia secara berlebihan, tanpa perenungan mendalam, bagaimana sebetulnya kehendak TUHAN untuk hidup kita. Semoga dalam rencana, rancangan dan penetapan peraturan apapun yang akan dilakukan oleh pemerintah dan dewan, perenungan akan Hak Asasi TUHAN dan kehendakNYA diutamakan. Dan saya titip pesan ini untuk Mr. Obama. Anda pejuang HAM yang handal, dan saya tahu itu. Tapi sebaiknya Hak Asasi TUHAN untuk mengatur kita sesuai kehendakNYA ada di atas Hak Asasi Manusia yang manapun. Semoga Mr. Obama baca tulisan saya ini. :-)

Terakhir untuk menutup tulisan saya ini, mungkin kita akan segera bertanya, “Gimana sih emangnya menurut TUHAN, apa memang ga bisa nikah sejenis? Apakah itu dosa? Apakah begini, begitu dan lain sebagainya?” Untuk pertanyaan ini, kita sudah punya jawaban sendiri di dalam HATI NURANI kita yang paling dalam. Iman Kristiani juga sudah banyak bersaksi dan mengajarkan kita tentang ini semua. Menurut hemat saya, kita tidak perlu menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mendiskusikan PERNIKAHAN BAGAIMANA YANG DIKEHENDAKI TUHAN, karena saya melihat kecenderungan buruk memberi waktu untuk Iblis mempermainkan nalar, logika dan perasaan kita untuk menentang konsep iman yang sudah ditanamkanNYA.

Semoga TUHAN berkenan untuk tulisan ini. Semoga menjadi pencerahan untuk kita semua. Syalom!!! TUHAN sertai dan berkati.. Teriring salam dan doa untuk Barack Obama.. Wish you all the best Mr. President in your 2nd period, and I pray that God will give you His Wisdom, so that you can do His Will. Syalom!!!

No comments:

Post a Comment